JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

REPORTING (MENDESKRIPSIKAN)

Selama dua minggu terakhir, saya telah menyelami dunia Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) melalui modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini telah membuka wawasan saya tentang betapa pentingnya pengembangan sosial dan emosional peserta didik dalam konteks pendidikan yang holistik. PSE tidak hanya sekadar mengajarkan peserta didik cara mengelola emosi, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang krusial, seperti empati, kolaborasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Melalui modul ini, saya memahami bahwa PSE bukanlah materi tambahan yang dapat diabaikan, melainkan fondasi penting bagi kesuksesan akademik dan personal peserta didik. Ketika peserta didik memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu mengelola emosi dengan baik, dan memiliki empati terhadap orang lain, mereka akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan belajar, membangun hubungan yang positif dengan teman sebaya dan guru, serta mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, PSE juga dapat membantu peserta didik mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi.

Modul ini juga memfokuskan peran penting guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan PSE. Sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa saya tidak hanya berperan sebagai pengajar materi akademik, tetapi juga sebagai model peran bagi peserta didik. Dengan demikian, saya perlu terus mengembangkan kompetensi sosial dan emosional saya sendiri agar dapat menjadi fasilitator yang efektif dalam pembelajaran PSE.

Salah satu konsep yang paling menarik bagi saya adalah kerangka CASEL. Kerangka ini memberikan panduan yang sangat berguna dalam merancang program PSE yang komprehensif. Lima kompetensi utama dalam kerangka CASEL, yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan membangun relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan pembelajaran PSE.

Modul ini juga menyajikan berbagai strategi dan aktivitas yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PSE. Saya sangat terkesan dengan betapa kreatif dan inovatifnya beberapa aktivitas yang dijelaskan. Saya yakin bahwa dengan menerapkan strategi-strategi ini, saya dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Secara keseluruhan, pengalaman belajar saya mengenai PSE sangat berharga. Modul ini telah menginspirasi saya untuk menjadi guru yang lebih baik dan lebih peduli terhadap kesejahteraan peserta didik. Saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan program PSE di sekolah

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan dalam memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka. PSE tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial, seperti empati, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Tujuan utama PSE adalah untuk membekali peserta didik dengan alat yang mereka butuhkan untuk membangun hubungan yang positif, mengatasi tantangan, dan mencapai potensi penuh mereka.

Kerangka CASEL adalah seperti sebuah peta jalan yang membantu sekolah dalam membangun program pembelajaran yang fokus pada pengembangan emosi dan sosial peserta didik. Peta jalan ini terbagi menjadi lima bagian utama:

  • Memahami Diri Sendiri: Bagian ini membantu peserta didik untuk mengenali perasaan mereka, kekuatan, dan kelemahan.
  • Mengontrol Diri: Membantu peserta didik untuk mengatur emosi, membuat tujuan, dan berusaha mencapainya.
  • Memahami Orang Lain: Membantu peserta didik untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dan menunjukkan perhatian terhadap mereka.
  • Membangun Hubungan: Membantu peserta didik untuk berteman, bekerja sama, dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.
  • Membuat Keputusan yang Baik: Membantu peserta didik untuk berpikir sebelum bertindak dan membuat pilihan yang tepat.

Cara Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional

Ada beberapa cara untuk menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah:
  • Mengajar Secara Langsung: Guru bisa memberikan pelajaran khusus tentang emosi dan cara mengelola perasaan.
  • Menggabungkan dengan Pelajaran Lain: Konsep-konsep emosi dan sosial bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran lain, seperti Bahasa Indonesia atau Matematika.
  • Mengubah Aturan Sekolah: Sekolah bisa membuat aturan yang mendukung pengembangan emosi dan sosial peserta didik, misalnya dengan mengadakan kegiatan kelompok atau memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi perasaan.
  • Mengubah Cara Berpikir Siswa: Guru bisa membantu peserta didik untuk memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain.

Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional

Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional adalah untuk membantu peserta didik:
  • Mengenal diri sendiri: Memahami perasaan, kekuatan, dan kelemahan diri.
  • Mengendalikan diri: Mengatur emosi, membuat tujuan, dan berusaha mencapainya.
  • Memahami orang lain: Merasa apa yang dirasakan orang lain dan menunjukkan perhatian terhadap mereka.

Mengapa pembelajaran sosial emosional itu penting?

Pembelajaran sosial emosional sangat penting karena dapat:
  • Membangun kelas yang demokratis: Semua peserta didik merasa memiliki suara dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka.
  • Meningkatkan rasa percaya diri: Peserta didik merasa lebih percaya diri dan menghargai diri sendiri.
  • Memperkuat hubungan baik: Hubungan antara guru dan peserta didik, serta antar peserta didik menjadi lebih baik dan positif.
  • Menumbuhkan kejujuran: Peserta didik menjadi lebih jujur dan terbuka dalam berkomunikasi.

Mengapa guru perlu memahami KSE (Kompetensi Sosial Emosional)?

Dengan pembelajaran sosial emosional, siswa diajak untuk:
  • Sadar akan diri sendiri dan lingkungan: Memahami perasaan, pikiran, dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain.
  • Belajar dari pengalaman: Mengalami berbagai situasi yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang.
  • Membentuk sikap positif: Mengembangkan sikap yang baik seperti rasa percaya diri, empati, dan tanggung jawab.

Apa itu Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)?

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah cara kita belajar untuk memahami perasaan diri sendiri dan orang lain, mengendalikan emosi, dan membangun hubungan yang baik dengan orang sekitar. PSE mengajarkan kita bagaimana cara membuat keputusan yang bijak dan mencapai tujuan hidup.

Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi:
  • Mengerti perasaannya sendiri: Mereka tahu apa yang mereka rasakan dan mengapa mereka merasakannya.
  • Memahami perasaan orang lain: Mereka bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.
  • Jujur pada diri sendiri: Mereka tahu kelebihan dan kekurangan mereka.
  • Tidak mudah marah: Mereka tidak mudah tersinggung atau marah ketika menghadapi masalah.
  • Pendengar yang baik: Mereka suka mendengarkan orang lain dan menghargai pendapat orang lain.

RESPONDING (MERESPON)

Saya sangat senang mempelajari modul ini karena saya mengerti betapa pentingnya kita belajar tentang perasaan dan cara berinteraksi dengan orang lain. Dengan belajar hal ini, peserta didik bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sukses dalam belajar, dan dalam menjalani hidup sehari-hari.

RELATING (MENGAITKAN/MENGHUBUNGKAN)

"Saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu fokus pada pelajaran-pelajaran di buku. Saya belum memperhatikan dengan cukup baik tentang bagaimana perasaan peserta didik saya dan bagaimana mereka berinteraksi dengan teman-temannya.

REASONING (MENGANALISIS)

Saya beralasan bahwa pembelajaran sosial dan emosional penting untuk diajarkan di sekolah karena hal ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik, antara lain:
  • Membantu peserta didik mengelola perasaan: Peserta didik akan lebih mampu memahami emosi mereka sendiri dan mengendalikannya dengan baik. Selain itu, mereka juga akan lebih mahir dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
  • Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah: Peserta didik akan lebih terlatih dalam menghadapi masalah dan membuat keputusan yang bijak.
  • Membuat siswa lebih fleksibel: Peserta didik akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.

RECONTRUCTING (MERANCANG ULANG)

Setelah banyak merenungkan hal ini, saya sangat bersemangat untuk meningkatkan kemampuan saya dalam mengajarkan peserta didik tentang cara memahami dan mengelola emosi serta bersosialisasi dengan baik. Untuk mencapai tujuan ini, saya akan melakukan beberapa hal berikut:
  • Belajar lebih dalam: Saya akan mengikuti pelatihan atau membaca buku-buku yang khusus membahas tentang pembelajaran sosial dan emosional.
  • Berdiskusi dengan rekan kerja: Saya akan berbagi pengalaman dan ide dengan guru-guru lain untuk saling belajar.
  • Menerapkan langsung: Saya akan mencoba berbagai cara untuk mengajarkan konsep-konsep sosial dan emosional dalam pelajaran saya sehari-hari.
Saya yakin bahwa dengan usaha yang konsisten, saya dapat membantu peserta didik saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.

Posting Komentar untuk "JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN"