Koneksi Antar Materi Modul 2.1

- Merumuskan tujuan pembelajaran.
- Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan, minat, dan profil peserta didik.
- Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif.
- Melakukan penilaian berkelanjutan.
- Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses.
Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Ini dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif, kolaboratif, dan saling menghargai, serta menggunakan strategi pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan peserta didik, termasuk kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka.
Ada tiga strategi utama dalam pembelajaran berdiferensiasi:
Diferensiasi Konten
Menyesuaikan materi pembelajaran berdasarkan kebutuhan peserta didik, seperti kesiapan belajar (dari konkret ke abstrak), minat belajar, dan gaya belajar (audio, visual, atau kinestetik).
Diferensiasi Proses
Membantu peserta didik memahami materi dengan memberikan berbagai kegiatan atau menggunakan teknik scaffolding sesuai kebutuhan mereka.
Diferensiasi Produk
Menghasilkan karya atau hasil yang diharapkan dari peserta didik setelah proses pembelajaran, seperti tes, presentasi, diskusi, pertunjukan, pidato, diagram, dan lainnya yang mencerminkan pemahaman peserta didik terhadap tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar mereka (lambat-cepat, konkret-abstrak, mandiri-bantuan), minat, dan profil belajar yang mencakup gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan.
- Kesiapan belajar peserta didik atau readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru, yang dapat diibaratkan seperti “The Equalizer” dari yang mendasar menuju transformasional, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, terstruktur ke terbuka, tergantung ke mandiri, dan lambat menjadi cepat.
- Untuk memahami profil belajar peserta didik, penting untuk mengidentifikasi lingkungan belajar mereka, seperti suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, dan pengaruh budaya yang dapat bervariasi dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke ekspresif, serta personal ke impersonal.
- Selain itu, mengidentifikasi gaya belajar peserta didik juga penting, yang bisa berupa:
- Visual: Belajar dengan melihat
- Auditori: Belajar dengan mendengarkan
- Kinestetik: Belajar sambil melakukan.
Kaitan antar materi dengan modul sebelumnya:
Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar. Menurut KHD, pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman, dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat, dan potensi mereka. Ini sangat erat kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.
Nilai dan peran Guru Penggerak
Pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar jika guru penggerak memiliki dan menerapkan nilai-nilai serta peran mereka. Nilai-nilai guru penggerak meliputi:
- Mandiri
- Reflektif
- Kolaboratif
- Inovatif
- Berpihak pada murid
- Menjadi pemimpin pembelajaran
- Menggerakkan komunitas praktisi
- Menjadi coach bagi guru lain
- Mendorong kolaborasi antar guru
- Mewujudkan kepemimpinan murid
Visi Guru Penggerak
Seorang guru penggerak memiliki visi untuk mewujudkan Merdeka Belajar yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak dan selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.
Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi, guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan mereka.
Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif, yaitu:
- Komunitas belajar di mana setiap orang di dalam kelas saling bekerjasama.
- Setiap orang di dalam kelas saling menghargai.
- Murid merasa aman dan berani mengemukakan pendapat.
- Adanya bentuk keadilan nyata, di mana semua peserta didik berhak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam kelas.
- Guru berkolaborasi dengan peserta didik untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama, dengan tanggung jawab masing-masing agar tercipta kelas yang efektif.
- Guru sebagai pemimpin kelas memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan lingkungan belajar yang positif.
Posting Komentar untuk "Koneksi Antar Materi Modul 2.1"