Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Saya Erwin, salah satu calon Guru Penggerak dari Angkatan 11 Kota Makassar Sulawesi Selatan. Dalam tulisan ini, saya akan merefleksikan dua minggu terakhir saya dalam mengikuti kegiatan Pendidikan CGP pada modul 1.2 yang membahas tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Jurnal ini menjadi sarana bagi saya untuk secara rutin merefleksikan diri selama dua mingguan sebagai bagian dari tugas yang harus saya lakukan sebagai calon guru penggerak.

Dalam periode ini, saya telah aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pelatihan yang dirancang untuk mempersiapkan kami sebagai guru penggerak. Pengalaman ini tidak hanya memberikan saya pengetahuan baru, tetapi juga menginspirasi dan menantang saya untuk tumbuh dalam peran kepemimpinan dan penggerakan di lingkungan pendidikan.

Saya merasa antusias dan termotivasi untuk memperdalam pemahaman saya tentang nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpusat pada murid. Selain itu, saya juga merasakan tanggung jawab besar yang harus saya emban dalam menginspirasi rekan-rekan guru dan mengambil peran aktif dalam mengubah kehidupan pendidikan di sekolah saya.

Dari pengalaman ini, saya telah belajar bahwa menjadi seorang guru penggerak bukan hanya tentang memiliki keterampilan teknis, tetapi juga tentang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan perubahan positif dalam komunitas pendidikan. Saya berkomitmen untuk terus mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi saya agar dapat memberikan dampak yang signifikan dalam pekerjaan saya sebagai guru penggerak.

Melalui jurnal refleksi ini, saya berharap dapat terus memperkuat refleksi diri saya, memetakan kemajuan pribadi saya, dan merencanakan langkah-langkah untuk menjadi seorang guru penggerak yang lebih baik di masa depan.

Dalam penulisan jurnal refleksi ini, saya mengadopsi model 1 yang dikenal sebagai model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future), yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Model 4F dapat diterjemahkan sebagai 4P, yakni: Peristiwa (Fact), Perasaan (Feeling), Pembelajaran (Findings), dan Penerapan (Future).

Peristiwa (Fact)

Setelah menyelesaikan modul 1.1 tentang Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, kami melanjutkan ke modul 1.2 yang membahas Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini, saya memulai dengan mempelajari materi yang kemudian diikuti dengan tugas membuat trapesium usia. Trapesium usia tersebut mencerminkan perjalanan pendidikan saya sejak masa sekolah dasar hingga saat ini sebagai seorang guru. Saat diminta untuk mengingat satu kejadian positif atau negatif dari masa sekolah, saya dapat dengan jelas mengingatnya, yang memperlihatkan betapa pengaruh guru dapat begitu kuat dalam hidup saya. Kesadaran ini mendorong saya untuk menjadi guru yang memberikan pengaruh positif dan menghindari memberikan dampak negatif pada murid-murid saya.

Pada bagian selanjutnya dari modul ini, saya diminta untuk mengidentifikasi nilai-nilai guru penggerak yang sudah ada dalam diri saya, dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dan ditingkatkan dalam konteks menjadi pemimpin belajar dalam pembelajaran. Modul 1.2 terstruktur dalam tiga bagian utama: bagian A mengenai konsep manusia yang tergerak, bagian B tentang konsep manusia yang bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia.

Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana nilai-nilai guru penggerak dapat menjadi landasan yang kuat dalam pengembangan diri saya sebagai seorang pendidik yang berkomitmen untuk memberikan dampak positif dan membawa perubahan yang signifikan dalam pendidikan.

Momen yang paling signifikan, menantang, dan mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah sebagai berikut:

Penting dan Mencerahkan:

  1. Saat mempelajari modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), saya mendalami konsep guru sebagai "among" yang mengarahkan murid dan konsep "menghamba pada anak". Ini memberi saya wawasan tentang peran guru sebagai pemandu yang bertanggung jawab pada muridnya.
  2. Pada modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, saya mengidentifikasi nilai-nilai seperti berpihak pada murid, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif, yang sesuai dengan filosofi KHD. Saya merasa terpanggil untuk mengimplementasikan nilai-nilai ini dalam praktik pembelajaran sebagai seorang pemimpin belajar.

Menantang:

  1. Tantangan terbesar adalah menerapkan konsep-konsep KHD dalam tindakan nyata. Saya berupaya untuk merangkul seluruh nilai dan peran guru penggerak yang ada.
  2. Tugas-tugas yang memiliki batasan waktu, terutama dalam tugas kolaborasi yang memerlukan diskusi intensif dengan rekan CGP, menguji kemampuan berpikir strategis dan inovatif saya.
Selanjutnya pada tanggal 5 Juli 2024 kami dipandu untuk berdiskusi dalam ruang kolaborasi yang dibagi menjadi kelompok kecil. Kami berdiskusi intensif dengan teman kelompok untuk merancang kegiatan berbasis nilai-nilai guru penggerak, pada pembagian kelompok di ruang kolaborasi ini saya berada di kelompok dua yang beranggotakan tiga orang (CGP Fatmawati & CGP Mursidah). Pada tanggal 8 Juli 2024, kelompok kami mendapatkan giliran yang kedua untuk mempresentasikan rancangan kegiatan kami yang bertujuan sebagai coach bagi guru lain, dengan fokus meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan di sekolah.

Ini adalah gambaran singkat dan runtut dari pengalaman dan pembelajaran saya dalam modul 1.1 dan 1.2 sebagai calon Guru Penggerak. Saya yakin pengalaman ini akan mempersiapkan saya dengan baik untuk tantangan-tantangan yang akan datang dalam karir pendidikan saya.

Perasaan (Feeling)

Dalam pelaksanaan aksi nyata kali ini, saya merasa sangat bersemangat dan bersyukur dapat mengaplikasikan pengetahuan yang saya peroleh dari Pendidikan CGP. Saya merasa bangga menjadi bagian dari perubahan dalam ekosistem pendidikan dan merasa tanggung jawab serta tertantang untuk mewujudkan perubahan yang saya impikan.
Proses ini juga menginspirasi saya untuk mengembangkan ide-ide baru, antara lain:
  1. Terus berbagi pengalaman mengajar kepada rekan guru untuk saling memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
  2. Berbagi keterampilan teknologi yang dapat mendukung proses pembelajaran dengan rekan guru, sehingga mereka dapat mengadopsi inovasi dalam pendidikan.
  3. Mengajukan ide-ide baru dan mencoba hal-hal yang inovatif, sehingga rekan guru termotivasi untuk belajar dan meningkatkan kualitas media pembelajaran.
  4. Merenungkan hasil kegiatan bersama dengan rekan guru untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Pembelajaran (Findings)

Selama menjalani aksi nyata ini, saya mengalami berbagai pengalaman yang berharga, serta memperoleh beberapa pembelajaran yang signifikan:
  • Pertama, mengajarkan rekan sejawat dan siswa merupakan dua hal yang berbeda secara teknis. Saya menyadari bahwa dalam memainkan peran sebagai coach, saya perlu lebih memperhatikan aspek-aspek teknis yang mungkin berbeda dalam setiap konteks. Hal ini mengajarkan saya untuk lebih fleksibel dan sensitif terhadap kebutuhan individu yang saya bimbing.
  • Kedua, melalui aksi nyata penerapan nilai dan peran guru penggerak di sekolah, saya menyaksikan bahwa rekan guru lain juga terinspirasi dan termotivasi untuk menerapkan pendekatan yang sama. Ini menunjukkan bahwa praktek yang konsisten dan komitmen dalam memimpin perubahan dapat membawa dampak positif yang signifikan dalam lingkungan pendidikan.

Pengalaman ini secara keseluruhan telah memperdalam pemahaman saya tentang pentingnya kepemimpinan dalam pendidikan dan memberi saya pengalaman berharga dalam mengimplementasikan nilai-nilai guru penggerak secara nyata. Saya yakin bahwa dengan terus belajar dan beradaptasi, saya dapat terus berkembang sebagai seorang guru penggerak yang efektif dan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan.

Ini semua merupakan bagian dari komitmen saya untuk terus berperan aktif dalam memajukan pendidikan dan membangun lingkungan belajar yang lebih baik bagi semua murid.

Penerapan (Future)

Setelah merancang rencana tersebut, saya menerapkannya dalam aksi nyata di sekolah dengan menjadi coach bagi rekan sejawat dalam pembuatan media pembelajaran yang singkat, jelas, dan menarik. Inspirasi untuk rencana ini datang dari refleksi diri saya setelah membuat media pembelajaran dan mengunggahnya di YouTube, yang memungkinkan murid untuk mengulang materi kapan saja dan di mana saja. Saya yakin bahwa inisiatif ini akan membantu murid yang sudah memahami materi untuk memperdalam pemahaman mereka, sementara murid yang belum mengerti dapat memanfaatkan video tersebut untuk belajar ulang di luar jam pelajaran.

Sebelum melaksanakan rencana ini, saya berkolaborasi dengan kepala sekolah untuk mendiskusikan ide dan gagasan saya. Saya meminta saran dan masukan terlebih dahulu. Respons yang positif dari kepala sekolah terhadap ide ini memberikan dukungan yang kuat bagi saya untuk melanjutkan perencanaan dan implementasi rencana tersebut di sekolah.

Kolaborasi dengan pihak sekolah memastikan bahwa rencana saya tidak hanya mendapat dukungan, tetapi juga terintegrasi secara baik dengan strategi pendidikan yang ada di sekolah. Ini adalah langkah penting dalam memastikan keberhasilan dan dampak positif dari inisiatif saya sebagai seorang guru penggerak yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Dalam pelaksanaan pembuatan media pembelajaran menggunakan Canva saya menyusun langkah-langkah sebagai beriku:

Persiapan Awal:

Saya memulai dengan melakukan persiapan awal, termasuk memahami kebutuhan dan tujuan rekan guru dalam menggunakan Canva untuk pembuatan media pembelajaran. Kami juga mengidentifikasi materi yang akan dijadikan konten dalam media pembelajaran tersebut.

Pendampingan dan Pengenalan Canva:

Saya memperkenalkan Canva kepada rekan guru yang saya bimbing, menjelaskan fitur-fitur dasar yang tersedia dan bagaimana cara menggunakan template dan alat desain untuk membuat media pembelajaran yang menarik.

Penyusunan Konsep Desain:

Bersama rekan guru, kami merancang konsep desain yang akan digunakan dalam media pembelajaran. Ini mencakup pemilihan warna, font, layout, dan elemen visual lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan preferensi rekan guru.

Langkah-langkah Praktis dalam Canva:

Saya memandu rekan guru dalam langkah-langkah praktis menggunakan Canva, mulai dari menambahkan teks, gambar, ikon, hingga pengaturan desain secara keseluruhan. Saya juga memberikan tips dan trik tentang efektivitas penggunaan Canva untuk mencapai hasil yang optimal.

Penerapan Feedback dan Koreksi:

Saya memberikan feedback terhadap desain yang dibuat oleh rekan guru, memberikan saran untuk perbaikan atau penyesuaian jika diperlukan. Kami berkolaborasi untuk memastikan bahwa hasil akhir dari media pembelajaran tersebut sesuai dengan standar yang diinginkan.

Evaluasi dan Penyelesaian:

Setelah proses pembuatan selesai, kami melakukan evaluasi bersama terhadap media pembelajaran yang telah dibuat. Kami memastikan bahwa semua konten telah tercakup dengan baik dan bahwa desainnya mendukung tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dukungan Lanjutan dan Pembelajaran Berkelanjutan:

Saya berkomitmen untuk memberikan dukungan lanjutan kepada rekan guru dalam penggunaan Canva atau dalam pengembangan keterampilan desain mereka secara umum. Kami merencanakan untuk terus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan guna meningkatkan kualitas media pembelajaran di sekolah.

Pengalaman ini tidak hanya menguatkan keterampilan saya sebagai coach dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan menginspirasi rekan guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi murid.




Dokumentasi pendampingan guru membuat media pembelajaran


Posting Komentar untuk "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2"