Pembelajaran ke Dua Sub Tema 1 Tema 3

 SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN


1. MONOGASTRIK

Sistem pencernaan monogastrik adalah sistem yang terdiri dari perut bilik tunggal. Organisme seperti kuda, kelinci, anjing, babi dan juga manusia memiliki sistem pencernaan monogastrik. Dalam sistem pencernaan monogastrik, sekresi jus lambung dan enzim pencernaan terjadi dalam perut bilik tunggal. Selain itu, organisme dengan sistem pencernaan monogastrik tidak dapat mencerna selulosa. Namun, karena adanya bakteri usus pengurai selulosa, organisme monogastrik dapat mencerna selulosa. Dengan demikian, fermentasi mikroba terjadi di herbivora monogastrik.

 


Sistem pencernaan monogastrik memulai operasinya secara instan setelah masuknya makanan ke dalam mulut. Kelenjar yang mengeluarkan cairan pencernaan distimulasi saat masuknya makanan. Begitu pencernaan mekanis dan kimiawi awal terjadi di mulut, makanan masuk ke perut melalui kerongkongan. Pencernaan makanan terjadi di perut, dan akhirnya, usus kecil menyerap nutrisi ke dalam aliran darah. Setelah itu, bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan dari tubuh dengan egestion. Seluruh proses berlangsung melalui keterlibatan berbagai enzim dan sekresi pencernaan.


2. RUMINANSIA

Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan (herbivora). Contoh hewan ruminansia ialah sapi, kerbau, rusa, domba, kambing, dan kijang. Sistem pencernaan hewan ruminansia lebih kompleks dibandingkan pencernaan hewan lainnya. Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua fase. Fase pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan masih dalam tekstur yang kasar. Selanjutnya makanan akan disimpan di dalam rumen lambung. Fase kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi.

Terdapat 5 organ pencernaan pada hewan ruminansia yang berperan dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Organ-organ tersebut saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem pencernaan. Berikut ini adalah ilustrasi sistem pencernaan hewan ruminansia. Organ-organ pada hewan ruminansia beserta fungsinya sebagai berikut:

  • Rongga mulut (Cavum Oris)

Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya proses pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.  Makanan seperti rumput, pertama kali masuk ke dalam mulut sapi. Di dalam mulut terdapat organ-organ pencernaan seperti berikut: 

  1. Gigi : gigi sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk memotong makanan dan gigi geraham untuk mengunyah makanan 
  2. Lidah : lidah sapi berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong makanan yang sudah dikunyah menuju lambung.
  3. Saliva : merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi yang kemudian disalurkan ke dalam rongga mulut. Saliva berperan dalam proses pencernaan kimiawi.

  • Esofagus (kerongkongan)

Esofagus berfungsi sebagai jalur penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Makanan hanya melewati esofagus tanpa melalui proses apapun, hal ini karena kerongkongan ruminansia umumnya sangat pendek sekitar 5 cm, tetapi mampu melebar untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanan.

  • Lambung

Makanan yang telah melewati esofagus kemudian akan menuju lambung. Proses pencernaan pada lambung yang pertama untuk menampung makanan sementara sebelum dikeluarkan kembali. Selain itu lambung berfungsi dalam proses pembusukan makanan dan menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. Berikut ini adalah bagian-bagian lambung hewan ruminansia 

1. Rumen (Perut Besar)

Tempat terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri). Di sini makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh dinding rumen. Pada saat sapi beristirahat, makanan kembali ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah dikunyah untuk yang kedua kalinya, makanan masuk ke retikulum (perut jala). 

2. Retikulum (Perut Jala) 

Di dalam retikulum, makanan kembali mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa. Di dalam bagian perut ini, terjadi proses absorpsi dan penyaringan benda-benda asing yang masuk bersama makanan sehingga tidak masuk ke omasum (perut kitab). 

3. Omasum (Perut Kitab) 

Di dalam omasum, makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan. Selanjutnya, makanan masuk ke abomasum. 

4. Abomasum (Perut Masam) 

Perut bagian inilah yang sebenarnya disebut dengan lambung. Di sini makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan pepsin yang dihasilkan oleh abomasum

5. Usus Halus 

Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah diproses di dalam lambung. Setelah melewati seluruh proses pencernaan makanan di dalam abomasum, makanan bergerak menuju usus halus. Panjang usus halus seekor sapi dewasa dapat mencapai 40 meter. Di dalam usus halus, terjadi proses absorpsi dan fermentasi.  Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan diubah menjadi energi.

  • Anus

Setelah sari-sari makanan diserap oleh usus halus, sisa proses penyerapan akan dibawa menuju anus. Sisa ampas makanan tersebut akan dikeluarkan melalui anus.

Posting Komentar untuk "Pembelajaran ke Dua Sub Tema 1 Tema 3"